Petua mendidik anak : Pertama, isikan tauhid di dada mereka.

.

Hasif, lima tahun usianya. Dia punya semangat yang kental. Dia juga berjiwa lembut, tapi keras hatinya. Di usia itu, dia sudah meminta-sambil-kekadang-meronta untuk disekolahkan...!!!

 

Sebagai seorang bapak yang memahami kehendak seorang anak, dan keperluan pembangunan zaman mereka, maka aku... dalam penuh keterbukaan di hati dan berlapang di dada, menyekolahkannya... aku hantar Hasif itu di tadika. Tadika Hikmah.

 

Di Tadika Hikmah, mereka diajar mengenal tuhan, untuk hidup dalam penuh tertib, dan jugak diajar doa-doa dan tertib berdoa.

 

Apabila di rumah, Hasif akan bercerita tentang pengalaman di tadika, tentang apa yang diajar oleh cikgu-cikgu, tentang pergaulan dan jugak lafaz-lafaz doa. Sehinggakan, kepada kakak-kakak dan abangnya, dia berpesan : "sebelum tidur kena baca doa, sebelum makan kena baca doa...! tengok cermin pun ada doanya...!"

 

 

.

Di suatu hening malam, ketika sedang mengadap jamuan makan malam, aku suruh Hasif untuk membacakan doa, doa sebelum makan.

Hasif, dengan penuh rasa hormat dan ada ta'at kepada orang yang lebih tua dan orang-orang tua, dan lebih-lebih lagi kepada orang-tua, dia setuju dengan sepenuh jiwa. Dia lalu membetulkan duduknya, memberikan sebuah senyuman, menegakkan badan - tegak duduknya, lalu mengangkat kedua-kedua belah tangan menadah tangan-tangan itu separas dada, lalu melafazkan doa :

 

"SallalLah 'ala Muhammad, SallalLah alaihi wassallam, SallalLah 'ala Muhammad, SallalLah alaihi wassallam..."

 

...dan dia menyapu mukanya dengan kedua-dua belah telapak tangan, lantas berpesan. "Selepas makan, ada doa lepas makan...!!!"...

 

 

"ya nabi salam 'alaika, ya rasul salam 'alaika..." 

 

.

 

 

salam.

 

.